Pacaran Bukanlah Solusi
Pacaran
itu memang asik, kita sering di ingatkan utnuk makan, tidur, pekerjaan rumah
dan hal yang lainnya. Dan pacaran itu juga memang nikmat, kita bisa berduaan,
berpegangan tangan, berciuman dan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan
dilarang. Memang seperti itulah pacaran, kelihatan behagia tetapi pada akhirnya
aka nada hati yang terluka, ada orang yang dibuat rugi dan ada orang yang siap
menanggung malu diri. Pacaran itu bagaikan kebahagiaan dibatas senja, yang
hanya indah seketika dan akan kembali jua, tanpa ada rasa yang menetap yang ada
hanya sakit hati lagi dan lagi. (Kata seorang kawan dalam sosial medianya)
Memang
seperti itulah adanya, bahwasannya kita hidup di dunia yang penuh dengan tipu
daya dan penuh kepalsuan. Begitu pun halnya dengan apa yang meraka sebut dengan
pacara, atau bahkan di kalangan orang yang menganggap bahwasannya dirinya baik
adalah pacaran syari. Yang mana semua itu tidak ada bedanya antara meraka yang
menggap pacara atau pun pacaran syari. Pada dasarnya mereka hanya melakukan
sebuah kesia-siaan, melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Dalam hal
ini ada dua kemungkinan yang hal bodoh, yaitu mereka yang menganggap bahwa dengan
pacaran mereka berubah menjadi lebih baik atau dalam hal ini mereka memperbaiki
orang yang belum tentu menjadi jodohnya kelah, itu adalah hal bodoh dan
kesia-siaan yang hakiki. Karena dia yang sedang bersamanya saat itu belum tentu
menjadi pendamping hidupnya, sehingga apa yang dia lakukan selama pacara itu
adalah sebuah hal yang sia-sia. Dalam pepatah, siapa yang menanam dia yang akan
memanen, tentu hal itu tidak akan di dapatkan dalam pacaran, mereka yang
berusaha memperbaiki orang yang dia cintai belum tentu dialah yang menjadi
suami/istrinya kelak. Dalam agam kita, kita ketahuai bersama bahwa tidaklah ada
amalan yang bernilai baik ketika itu di peroleh dari jalan yang tidak baik.
Begitu pun dengan pacaran, pacaran bukanlah hal yang si syariatkan dalam agama
kita, walaupun dengan dalih apa pun itu, tetap saja pacaran bukalah hal yang di
halalkan dalam agama kita selama mereka belum di ikat dalam ikatan pernikahan.
Hal
bodoh yang kedua adalah, bagi mereka yang selama berpacaran melakukan hal yang
di luar batas, seperti bergandengan tanagn, berciuman atau hal yang lebih dari
itu. Itu berarti dia yang melakukan itu, dia sedang menyiapkan pendamping hidup
yang kelakuannya mungkin bisa lebih buruk / pernah melakukan hal yang lebih
buruk dari apa yang dia lakukan ketika pacaran tersebut. Karena dalam agama
kita, kita ketahui bahwasannya, laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang
baik dan laki-laki yang buruk adalah untuk wanita yang buruk pula. Jangan
anggap bahwa apa yang dilakukan terhadap pacar itu tidak akan berdampak pada
jodoh kelak. Dalam sebuah kajian, beliau sang pemateri menyampaikan tidak
pernah pacaran sejak dulu dikarenakan takut ketika memiliki istri akan mandul,
entah beliaunya yang mandul atau istrinya.
Dari
seorang ustad dalam sebuah pengajian, beliau menyampaikan bahwa dosa orang yang
pacaran itu jauh lebih besar dari dosa orang yang berbohong. Dosa-dosa dari
orang yang berpacaran itu berbagai macam. Al-quran menyampaikan bahwa janganlah
engkau mendekati zina. Tindakan orang yang berpacaran, sudah di pastikan mereka
paling tidak akan saling mempikirkan satu sama lain, dimana pun dan kapan pun.
Bahakan bisa sampai mempikirkan hal yang kurang baik dengan sang pacar, itu
sudah temasuk dalam zin pikiran. Belum lagi jika sampai bertemu, bergandeng
tangan, beciuman dan hal yang lain yang lebih dari itu. Dalam agama kita, kita
ketahui bahwa lebih baik berkubang dengan kawanan babi dari pada harus
bersentuhan dengan yang bukan mahrom kita. Karena dalam hadisi Rasulullah
bersabda:
“Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak
dari besi, sesungguhnya lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang bukan
mahromnya” (HR. Thobroni dalam Mu’ja Al Kabir 20:211. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadist ini shohih)
Dari hadist
diatas, sudah jelas bahwa sungguh besar dosa bagi yang melakukan hal tersebut.
Dalam berpacaran, hapir dapat dipastikan akan melakukan hal yang di isyaratkan
dalam hadist di atas, bisa jadi bergandeng tangan, berpelukan, berciuman atau
hal yang lebih dari itu yang seharusnya belum menjadi haknya.
Selain dua hal bodoh di atas, dari pacaran juga akan mengakibatkan hal yang lebh buruk, yaitu dapat mengancam nyawa. Kita sama-sama tahu, beberapa hari yang lalu kawan kita dari jurusan sebelah telah mengalami hal yang sangat tidak mengenakkan, bagi keluarga bahkan baki kita yang hanya mendengar kaber tersebut. Kawan kita tersebut menjadi korban pembunuhan yang di lakukan tidak lain adalah oleh sang pacarnya sendiri. Sehingga hal tersebut hendaklah menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu menjaga diri, menjaga hati dari hal-hal yang sekiranya akan mengotori hati dan diri kita. Begitu indahnya agama kita dalam melakukan penjagaan terhadap diri kita, terhadap orang-orang di sekitar kita. Sebagai orang yang sedikit tahu terhadap kondisi-kondisi yang seperti itu, bagaimana dampak dari kejadian tersebut, marilah bersama kita setidaknya lebih menjaga diri, menjaga hati kita agar tetap terjaga, dan berusaha semampu kita untuk mengajak serta mengingatkan orang di sekitar kita agar orang-orang di sekitar kita juga tergaja dari hal-hal kesia-siaan di atas dan dari hal-hal yang tidak diinginkan lainya.
0 Response to "Pacaran Bukanlah Solusi"
Post a Comment