Makalah : KEGELISAHAN AKAN MEMBAWA PERUBAHAN

 

KEGELISAHAN AKAN MEMBAWA PERUBAHAN


BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah

Perubahan merupakan suatu sunatullah yang akan selalu terjadi dan akan menjadi sebuah harapan baru untuk menuju kehidupan masyarakat yang lebih baik lagi. Sejarah membuktikan, bahwa segala yang ada saat ini merupakan hasil dari perubahan-perubahan yang telah di lakukan oleh manusia maupun oleh sekelompok manusia yang menginginkan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. (Mulya, 2014)

Pemuda merupakan asset yang sangat berharga dan sangat di butuhkan dalam masyarakat. Pemudalah yang selalu menjadi garda terdepan dalam perubahan. Bisa dilihat dalam berbagai keterangan sejarah, bahwa pemuda adalah agen yang selalu mempelopori adanya perubahan kearah yang lebih baik lagi. Pemuda dengan pemikiran yang selalu memikirkan bagaimana kedepan yang lebih baik lagi akan menjadi agen perubahan bagi lingkungannya, bahkan lebih luas lagi seperti negara atau bahkan dunia. (Pramudyasari Nur Bintari, 2016)

Namun, dasar dari segala perubahan tersebut adalah kegelisahan. Kegelisahan yang menyelimuti hati khususnya pemudalah yang akan menuntun perubahan. Dengan adanya kegelisahan yang menyelimuti hati, menuntun mereka agen perubahan untuk selalu berfikir bagaimana untuk menghilangkan kegelisahan yang ada. Terlebih kegelisahan yang menyelimuti tersebut adalah kegelisahan yang menyangkut kehidupan masyarakat luas.

Kegelisahan yang dihadapi para agen perubahan tidak lain dan tidak bukan adalah kegelisahan akan ketidak adilan dan kegelisahan terhadap ketidak sejahteraan masyarakat. Hal tersebutlah yang harus dimiliki oleh setiap pemuda dan mereka harus tahu bagaimana menyelesaikan kegelisahaan yang ada tersebut. Sehingga apa yang menjadikannya gelisah dapat di kurangi dan bahkan di hilangkan. Sejarah pun membuktikan bahwa, hanya pemuda yang mampu mengelola kegelisahan tersebut menjadi aksi perubahan, yang akan menjadi agen perubahan.  

B.                 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1.                  Bagaimana peran pemuda di zaman milenial seperti sekarang ini?

2.                  Bagaimana pemuda dapat mengelola kegelisahan yang ada dalam diri, sehingga akan menghasilkan perubahan dalam masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

Keselisahan merupakan rasa tidak nyaman yang menyelimuti hati, sehingga mengakibatkan ketidak nyamanan dalam melakukan sesuatu. Kegelisahan dapat terjadi akibat situasi hati yang sedang kurang baik atau dapat juga akibat melihat relaita kondisi masyarakat yang kurang baik, sehingga menimbulkn ketidak nyamanan dalam hati. Menurut Freud, ada 3 jeis kegelisahan/kecemasan yang sering meliputi hati manusia. Kecemasan itu adalah kecemasan realistic, kecemasan moral, dan kecemasan neuritic.

1.      Kecemasan realistic secara normal, kecemasan ini sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan realistic sering disebut juga dengan ketakutan.

2.      Kecemasan moral ini akan dirasakan ketika ancaman bukan dari dunia fisik, tetapi dari  dunia sosial.

3.      Kecemasan ini antara lain rasa malu, rasa bersalah dan lainnya. Kecemasan neuric ini muncul akibat rangsangan-rangsangan id. (Alkhawarismi, 2014)

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, memandang jauh kedepan sambil mengepal-ngeoalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.

As syabab atau pemuda, dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang muda laki-laki; remaja; taruna. Atau bisa di artikan pemuda itu  sebagai generasi muda. Sementara dalam kamus Arab, makana As syabab memiliki arti lelaki yang masih muda atau anak-anak muda. Biasanya as syabab adalah sebutan untuk anak-anak usia sekolah. Tetapi dalam hadist, untuk laki-laki dibawah usia 40 tahun masih disebut sebagai as syabab atau pemuda. Didalam Al-quran, Allah SWT menerangkan makna pemuda yang terdapat pada surat Al Kahfi ayat ke 13 yang artinya:

Kami ceritakan kepadamu (wahai Muhammad) perihal mereka dengan benar sesungguhnya mereka itu orang-orang muda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahi mereka dengan hidayah petunjuk

Pemuda merupakan asset paling berharga dalam perkembangan suatu bangsa, dan memiliki kedudukan yang istimewa. Bahkan Rasulullah mewasiatkan untuk berbuat baik kepada pemuda, seperti yang terdapat dalam sebuah hadist yang artinya:

            Aku berpesan kepdamu supaya berbuat baik kepada golongan pemuda, sesungguhnya hati mereka paling lembut. Sesungguhnya Allah telah mengutusku membawa agama hanif ini, lalu para pemuda bergabung denganku dan otang-orang tua menentangku.” (HR. Bukhari)

Menurut As Syahid Hasan Al Bana, As Syabab atau pemuda adalah:

1.      Pilar Kebangkitan Umat

2.      Rahasia kekuatan dalam setiap kebangkitan

3.      Panji dari setiap fikrah (Widiyastuti, 2013)

Lalu, kaitannya kegelisahan dengan pemuda dan perubahan masyarakat adalah pemuda harus mampu mengolah kegelisahan yang terdapat dalam hatinya untuk menghasilkan sebuah perubahan. Sejarah telah membuktikan bagaimana seorang/sekelompok pemuda yang mampu mengelola kegelisahan yang ada dalam hati mereka menjadi sebuah perubahan yang luar biasa. Yang pertama dapat kita lihat kembali kisah As Habul Kahfi yang mengisahkan sekelompok pemuda yang mungkin banyak orang ketahui mengasigkan diri didalam sebuah goa dan di tidurkan oleh Allah bertahun-tahun. Bukan tanpa sebab mereka mengasingkan dan bukan tanpa aksi sebelum mereka mengasingkan diri. (Widyanto, 2010)

Para pemuda Kahfi, adalah sekelompok orang yang Allah berikan kenikmatan iman dan keyakinan terhadap ketuhanan yang Maha Esa di tengah-tengah kedzoliman sebuah rezim yang mana sang raja mengakui dirinya sebagai Tuhan. Namun, para pemuda Kahfi tetap teguh dengan pendirian dan imannya. Mereka menyadari adanya kegelisahan dalam hati mereka terhadap kondisi masyarakat saat itu, dengan ketidak adilan dan ketidak sejahteraan masyarakat terlebih dengan kondisi yang penuh dengan kedzoliman, sehingga dengan izin Allah mereka dapat mempertahankan dan mengelola kegelisahan tersebut menjadi sebuah aksi perubahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat/generasi setelahnya dan bahkan Allah mengabadikan kisah tersebut dalam Al-quran. (Suryanegara, 2018)

Peran pemuda memang sudah tidak dapat diragukan lagi dalam menyikapi kegelisahan dalam hati mereka sehingga menghasilkan perubahan yang banyak sejarah menyebutkan, selain dari kisah penuda Kahfi terdapat banyak kisah diantaranya adalah kisal sahabat Ali bin abi Thalib yang merupakan seorang pemuda yang termasuk dalam pemeluk Islam pertama dan selalu menjadi orang yang pertama kali menjemput setiap seruan perang sehingga beliau menjadi khalifah umat islam. (Husaini, 1981) Kemudian Muhammad Al Fatih yang mampu menakhlukkan konstantinopel di usia yang masih sanagat muda.

Indonesai pun memiliki kisah yang menggambarkan bagaimana peran pemuda sangat menjadi pengaruh dalam perubahan-perubahan yang ada. Dimulai dengan adanya kegelisahan-kegelisahan yang menyelimuti hati pemuda di Indonesia melahirkan berbagai gerakan-gerakan nasionalis yang mampu menyatukan bangsa ini. Lahirnya Boedi Utomo (1908) dalam sejarah yang sering kita pelajari di sekolahan merupakan tonggak dari peran pemuda dalam menyatukan bangsa ini. Dan dilanjutkan dengan lahirnya Sumpah Pemuda (1928), hingga yang terakhir adalah lahirnya Revormasi (1998). Pemudalah yang menjadi garda terdepan dalam perubahan tersebut. (Suryanegara, 2018)

Karakter pemuda yang selalu ingin tahu dan selalu ingin berbuatlah menjadi dasar yang sangat kuat dalam perubahan. Namun, sebuah pepatah mengatakan “pelaut ulung tidak terlahir dari laut yang tenang” merupakan pukulan terbesar bagi generasi muda saat ini, yang mana selalu mendapatkan kenikmatan dan ketenangan dengan segala fasilitas yang dimiliki. Hal tersebut dapat menjadikan pemuda tumpul akan perubahan. Semua rasa ingin tahu dan selalu ingin berbuat akan secara perlahan akan hilang dengan segala kenikmatan yang di peroleh pemuda saat ini. Pemuda yang mampu memberikan perubahan adalah mereka yang mampu mengelola kegelisahan yang mereka rasakan dengan tindakan nyata, bukan hanya sekedar angan-angan semata. (Al-Mubarakfuri, 2016)

Kondisi saat ini, baik di Indonesia maupun dunia merupakan kondisi yang menimbulkan kegelisahan, dan pemudalah yang seharusnya menjadi agen dalam menyambut kegelisahan ini menjadi sebuah aksi perubahan yang akan menjadikan bangsa ini dan bahkan dunia menjadi lebih baik lagi. Khusunya bagi kaum muslim, yang pada akhir-akhir ini selalu menjadi kambing hitam atas apa yang menimpa baik bangsa maupun dunia ini.

Indonesia sendiri merupakan bangsa dengan penduduk muslim terbesar di dunia belum mampu berbuat untuk perubahan, justru umat islam masih menjadi kambing hitam di negeri ini yang seharusnya menjadi agen perubahan. Para pemuda islam masih belum mampu mengolah kegelisahan yang mereka rasakan menjadi sebuah perubahan yang nyata dan memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan bangsa maupun negara. Mereka masih terlalu menikmati kehidupan yang fana penuh dengan kebohongan ini, serta hanya mampu menjadi penonton yang bersorak di belakang layar handphone tanpa memberikan aksi nyata yang mampu membenahi kondisi dan menenangkan rasa kegelisahan ini.

Seharusnya pemuda islam menjadi garda terdepan dalam perubahan bangsa dan masyarakat ini. bahkan mereka yang mengaku sebagai aktivis pun hanya mampu bersorak di pinggiran jalan namun kurang terlihat dalam bentuk aksi nyata untuk menyelamatkan kondisi mayarakat yang semakin memurung ini. Para aktivis kurang memahami bagaimana urutan dalam menciptakan perubahan, dalam urutan beramal (marotibul amal) menjelaskan 4 urutan dalam berbuat memoerbaiki, yaitu : Perbaikan diri sendiri, perbaikan keluarga, perbbaikan masyarakat dan perbaikan bangsa dan negara. (Khotib)

Dalam proses perbaikan dalam upaya menciptakan perubahan, mereka yang mengaku sebagai aktivis hanya berfokus pada perbaikan diri sendiri yang itu menjadi dasar atas perbaikan selanjutnya. Ketika berkembang ke perbaikan selanjutnya pun, mereka hanya berfokus pada bagaimana memperbaiki keluarga atau yang sekarang sedang marak adalah banyaknya kajian terkait pra nikah, yang mana sangat diminati oleh banyak sekali aktivis. Mereka melupakan tahap selanjutnya, yaitu perbaikan terhadap masyarakat. Bagi mereka yang telah mencapai tahap perbaikan keluarga (memperoleh jodoh sesuai dengan harapan), mereka akan kehilangan semangat mereka dalam memperbaiki masyarakat. Sehingga, apa yang dicita-citakan dalam pencapaian kehidupan bangsa yang lebih baik, akan sangat sulit untuk tercapai.

Pemuda islam harus menjadi agen perubahan dalam mengelola kegelisahan yang di hadapi oleh masyarakat, sehingga meberikan perubahan yang berarti bagi masyarakat. Sehingga yang dapat di lakukan oleh para pemuda islam untuk mengelola kegelisahan adalah :

1.      Selalu memperbaiki hati dengan ber-tadzkiyatun nafs

Hati merupakan pengendali diri, bahkan rasulullah pernah menyampaikan dalam hadistnya bahwa ada segumpal daging yang apabila dia baik, maka baiklah seluruhnya dan apabila jelek maka jeleklah semuanya, itulah hati. Dengan senantiasa memperbaiki hati, seorang akan selalu dalam kondisi baik, sehingga untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat akan di berikan kemudahan oleh Allah.

2.      Senantiasa memperbaiki diri dengan melakukan tarbiyah dzatiyah

Perbaikan diri sendiri merupakan dasar atas segala perubahan, semua perubahan berasal dari diri sendiri. Apabila diri sendiri dalam kondisi baik, niscaya perubahan masyarakat akan tercapai. Seperti dalam kisah Muhammad Al Fatih yang mampu menakhlukan Konstantinopel, beliau telah menyelesaikan permasalahan dalam dirinya sebelum melakukan perubahan untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik.

3.      Melakukan aksi nyata untuk masyarakat bukan hanya sebatas wacana

Penyakit pemuda saat ini adalah terlalu banyak rencana dan wacana tanpa aksi nyata. Padahal yang paling dibutuhkan oleh masyarakat bukanlah sebanyak apa rencana atau wacana yang di buat, namun seberapa banyak yang bisa di berikan untuk masyarakat. Sehingga pemuda  islam harus mulai memahami hal tersebut.

Dalam menciptakan perubahan dalam masyarakat, tidak seperti atau tidak semudah seperti apa yang di wacanakan. Dalam perubahan masyarakat perlu adanya keseriusan dalam mengelola dan membersamai masyarakat. Pemuda islam seharusnya menjadi pilar utama dalam upaya perbaikan tersebut. Langakah yang dapat di lakukan oleh pemuda islam dalam menciptakan perubahan adalah:

1.      Mempersiapkan seluruh rencana dengan baik dan matang

Hal yang paling utama adalah membuat rencana dengan baik dan matang, sehingga apa yang akan dilakukan dapat terarah dan terkonsep dengan baik, agar capaian yang di rencanakan dapat tercapai dengan baik.

2.      Meneladani strategi dakwah Rasulullah

Dalam menyampaikan perubahan, ide-ide besar perlu di pelajari pula strategi penyampaiannya. Rasulullah adalah contoh yang sudah mampu memberikan bukti keberhasilan strategi penyampaian, sehingga perubahan tersebut dapat dirasakan bahkan sampai sekarang, di seluruh penjuru dunia. (AL-Ghadban, 1992)

3.      Melakukan pendampinga dan pengawasan

Hal yang sering kali di lupakan oleh mereka yang memuali sesuatu adalah pendampingan dan pengawasan yang terus menerus. Karena hal ini membutuhkan keluangan waktu dan keistiqomahan yang panjang. Hal inilah yang sampai saat ini masih kurang dilakukan oleh pemuda islam.

4.      Melakukan evaluasi secara berkala

Evaluasi merupakan bagian penting dalam menjalankan sebuah proyek, terlebih dalam menjalankan peran dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan, dalam masyarakat tidak mengenal kesalahan, sekali melakukan kesalahan yang mengakibatkan luka dalam masyarakat, maka apapun yang akan dilakukan untuk masyarakat kepercayaan terhadap rencana yang dibawa akan menghilang. Untuk mengembalikan kepercayaan dalam masyarakat tidak semudah mengembalikan kepercayaan dalam birokrasi kampus. Sehingga perlu diadakannya pengelolaan program yang baik dan evaluasi yang berkala, agar mampu melihat perkembangan serta kekurangan dalam menjalankan program untuk masyarakat.

Kemenangan islam telah dijanjikan untuk umat islam, peran pemuda dalam mejemput kemenangan itu sangat dibutuhkan. Pemuda yang mampu mengelola kegelisahan terhadap kondisi masyarakatlah yang akan menjadi garda terdepan dalam perubahan menjemput kemenangan. Aksi nyata dalam memperbaiki masyarakat adalah cara yang harus di tempuh oleh para pemuda, tidak hanya menyuarakan kegelisahan tersebut di pinggiran jalan. Pemuda yang memiliki pandangan luas terhadap kondisi masyarakat serta memiliki keinginan untuk memperbaiki masyarakat secara langsunglah yang akan menjadi garda terdepan perubahan umat. (Yakan, 1985)

BAB III

PENUTUP

A.                Kesimpulan

Pemuda merupakan agem perubahan dalam masyarakat, pemuda islam adalah garda terdepan dalam perbaikan umat. Pemuda yang mampu mengelola kegelisahanlah yang akan menjadi sebuah semangat perubahan. Dalam pengelolaan kegelisahan dapat dilakukan dengan cara; selalu memperbaiki hati dengan ber-tadzkiyatun nafs, senantiasa memperbaiki diri dengan melakukan tarbiyah dzatiyah, melakukan aksi nyata untuk masyarakat bukan hanya sebatas wacana. Untuk mencapai perubahan nyata dalam masyarakat, pemuda islam dapat melakukannya dengan cara; mempersiapkan seluruh rencana dengan baik dan matang, meneladani strategi dakwah Rasulullah. melakukan pendampinga dan pengawasan, melakukan evaluasi secara berkala. Dengan begitu, perubahan yang diawali oleh pemuda akan dapat tercapai.

B.                Saran

Untuk para pemuda islam, rasulullah tekah menjanjikan sebuah kemenangan untuk umat ini, menjadi agen perubahan untuk menjemput kemenangan tersebut adalah pilihan yang harus di ambil. Sehingga perlu bagi pemuda islam untuk bangkit dengan mengelola kegelisahan yang menyeimuti hati, serta menciptakan perubahan pada masyarakat untuk memperbaiki kondisi masyarakat yang menyebabkan kegelisahan tersebut.


 

Daftar Pustaka

AL-Ghadban, S. M. (1992). Manhaj Haraki 1. Jakarta: Rabbani Press.

Al-Mubarakfuri, S. S. (2016). Sirah Nabawiyah. Jakarta: Qistthi Press.

Anonim. (n.d.). Alkhawarismi. Retrieved Februari 11, 2019, from Alkhawarismi: http://www.mamz.weebly.com/manusia-dan-kegelisahan.html

Husaini, H. A. (1981). Sejarah Hidup Imam Ali bin Abi Thalib R.A. Jakarta: Lembaga Penyelidikan Islam.

Mulya, G. N. (2014). Organisasi Pemuda Sebagai Wahana Kaderisasi Pemimpin Bangsa Berjiwa Pancasila. 1-15.

Pramudyasari Nur Bintari, C. D. (2016). Peran Pemuda Sebagai Penerus Tradisi Sambatan Dalam Rangka Pembentukan Karakter Gotong Royong. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 57-76.

Suryanegara, A. M. (2018). Api Sejarah 1. Bandung: Surya Dinasti.

Widiyastuti, S. (2013, Januari 23). Dakwatuna. Retrieved Februari 11, 2019, from Dakwatuna: http://www.dawatuna.com/2013/01/23/27175/siapakah-para-pemuda-masa-kini/

Widyanto, A. B. (2010). Pemuda Dalam Perubahan Sosial. Jurnal Historia Vitae, 1-10.

Yakan, F. (1985). Membangun Fikrah dan Visi Gerakan Islam. Jakarta: Robbani Press.

 

 

Related Posts:

0 Response to "Makalah : KEGELISAHAN AKAN MEMBAWA PERUBAHAN"

Post a Comment